.
.
Kisah Nyata Mengharukan: Seorang Istri Meninggal Dunia Setelah Di Madu Oleh Suami nya, Sebarkan..... |
Sebagian minggu ini beredar di orang-orang kita narasi haru satu keluarga lewat jejaring sosial. Narasi curahan hati seseorang wanita yang dimadu suaminya. Namun, lantaran dianya sendiri terasa sakit hati dengan madu suaminya, dia membalasnya dengan memohon suaminya untuk menikah kembali dengan seseorang wanita pilihan darinya. Namun nyatanya, selanjutnya dia menyesal dengan ketetapan untuk membalas rasa sakitnya itu, lantaran di luar yang dibayangkannya, nyatanya madu pertamanya itu memiliki hati yang begitu mulia. Bagaimana cerita detailnya, ini dia kisahnya.
Teman akrab saat ini saya ada ditanah suci mekkah, duakali telah saya menginjakkan kaki ku ditanah suci ini.
Namun yang ke-2 ini begitu lebih bikin saya sadar dari tiap-tiap akhlak kurang baik yang pernah saya torehkan dalam keluargaku tercinta, terutama pada dinda madu ku.
Seperti sebagai wanita normal, sering kadang terbersit dalam hati rasa ketidaksukaan serta ketidaknyamanan waktu sang suami terkasih memohon untuk ta'addud, namun betapa saya juga mendamba jadi istri yang sami'na wa atha'na pada Allah, Rasulullah serta suami.
Jadi apakah ini satu keterpaksaan sebab agama hingga saya mengizinkan suamiku menikah lagi dengan pilihan dia sendiri? saya tidak mengerti. Wanita yang mau dinikahi suami ku yakni seseorang gadis berumur 25 th., suamiku sendiri berumur 35 th. serta saya, umurku 34 tahun.
Awal-awal suamiku kenal dengan gadis ini yakni dari jejaring facebook, suamiku terasa cocok dengan gadis ini, karena tidak ingin berlarut-larut dalam gelimang dosa yang terbalut dengan sama-sama mengajak beramar ma'ruf jadi dengan santun nya suamiku memohon izin saya untuk menikah dengan gadis ini.
Tidak meskipun suamiku berbohong pada ku dikarenakan prinsip dia " tidak pantas seorang hamba berbohong sebab cuma bakal mendatangkan kesia-siaan. "
Berhari-hari saya belajar membenahi hati, menyiapkan perasaan dengan sebaik-baiknya untuk terima kemauan suami ku yang sungguh meremukkan hati.
Namun sekali lagi saya nyata-nyata suka pada suamiku mustahil saya membiarkan suamiku senantiasa larut dalam rasa bersalahnya lantaran telah bakal mengakhiri kekeliruan itu dengan jalan syar'i yakni menikah dengan gadis itu.
Lihatlah suamiku begitu bijiksana nya memiliki pemikiran seperti ini, itu bermakna suamiku yakni seorang lelaki yang bertanggungjawab atas semua perbuatan yang Ia kerjakan.
Serta pada akhirnya akupun mengizinkan suamiku menikah dengan gadis itu dengan penuh rasa sedih yang menghujam uluh hati,. apakah saya tak ikhlas? apakah saya tidak ridha dengan suami ku menikah lagi?
sia-sia ulas ini, toh saya tidak bisa membiarkan suamiku dalam kekalutan tekuni kemaksiatan.
Alhamdulillah,,, istri yang diambil suamiku nyata-nyatanya dia yakni seorang wanita yang berakhlak baik.
Langkah baju dia yang syar'i, langkah papar bicara dia yang sopan, sungguh serius tidak salah suamiku pilih matsna. saya umum memanggil dia dinda serta dia umum memenggil saya yunda.
Begitu kami berdua begitu akrab seperti kakak beradik, dia juga sungguh perhatian pada ke dua anak ku, tetapi astagfirullah syaitan apa dulu yang nyangkut dalah hatiku, tidak sedikitpun rasa sukai itu terbersit dalam hatiku, kebaikan nya tidak bisa menaklukkan rasa benci serta perih ku, hatiku berontak untuk mempunyai madu.
Dua th. pernikahan maduku serta suamiku belum juga dikaruniyai anak, sesaat akupun juga tidak ada harapan lagi untuk memiliki kandungan.
Jadi saya mencari langkah bagaimana saya bisa membalas sakit hatiku ini. selanjutnya inspirasi itu nampak juga. dalam satu majlis ta'lim dimana umum saya kajian dengan suami serta maduku, ada seseorang akhwat yang masihlah gadis namanya lirna.
Lirna ini begitu mengagumi akan sekali saksikan keakraban kita bertiga, umur dia masih tetap 20 th., dia termasuk juga dari keluarga yang kurang dapat, jadi saya menekan suamiku agar menginginkan menikah dengan lirna ini.
Saya berhujjah agar bisa menolong perekonomian keluarga dia. sesungguhnya suamiku malas untuk menikah lagi, dua telah cukup baginya, tetapi saya senantiasa memaksa suami ku untuk menikah dengan lirna ini. Dari dulu suamiku tidak pernah menampik apa-apa yang saya minta, serta waktu itupun waktu saya memohon suami ku untuk menikah dengan lirna, dia juga mengabulkan walau saya mesti menanti sebagian bln..
Begitu saya begitu meyakini apabila dinda maduku bakal juga rasakan sakit yang sama persis dengan yang saya alami semasa dulu waktu suamiku menikah dengan dia, berikut yang saya kehendaki yakni membalas sakitku.
Ideku jalan dengan lancar, suami sudah menginginkan mengabulkan hasrat ku, serta keluarga lirna juga sepakat. Saya memohon agar suami tidak memberitahukan terkait ini pada maduku, saya sendiri yang bakal memberitahunya, dengan beralasan agar saya serta maduku semakin akrab.
Waktu hari ijab qabul bakal jalan saya saksikan muka maduku yang penuh dengan sinyal ajukan pertanyaan besar, saya juga saksikan kebingungan yang menyelimuti dirinya, barangkali saja dia tidak berani ajukan pertanyaan sama orang lain tentang berita yang sudah mengedar dikampung kami, bila suami kami bakal menikah lagi.
Dengan perasaan gundah dia beranikan diri menanyakan pada ku, apakah benar suami kami bakal menikah lagi, serta saya jawab ya. remuk telah hati maduku ini, tidak ada terlebih dulu diberitahu, air mata itu telah menggenang dipelupuk matanya, barangkali saja dia terasa begitu terhina. serta ini yang ku dambakan, yaaa balas dendam ku telah tercukupi.
" Barakallahuu lakumaa wabarah 'alaikuma wajama'aa bainakumaa fii khair, abi, dek lirna mudah-mudahan jadi pernikahan yang sakinah mawaddah warahmah, Amin Ya Rabb, " kalimat ini yang nampak dari mulut maduku.
senyum dibibir nya memberi keindahan wajahnya, gemulai langkah dia jalan seperti tak ada rasa tidak suka, madu ku ridha dengan pernikahan suami.
semestinya saya banyak berteladan pada maduku, mengenai keikhlasan serta kesabaran. tetapi tidak, saat itu, saya betul-betul tak sukai dia, serta tak sukai ini senantiasa saya tutupi. Malam itu waktu acara resepsi pernikahan suamiku dengan dek lirnah usai dan banyak tamu undangan telah pulang.
Maduku dinda menghampiri saya, memberitahu kalau bapak nya wafat dunia, dengan lembut saya berkata.
" Dinda malam ini yaitu malam bahagia Abi dengan madu kita dek lirnah, tegakah kita bakal merusak malam yang indah ini untuk mereka, dinda sabar ya... tunggulah hingga tiga hari, nanti kita keduanya sama kasih tahu Abi, sabar ya,, mudah-mudahan Allah meridhai semua amal perbuatan semasa hidup ayah. amin ya Rabb. "
" hah betapa saya begitu bahagia, saat lihat air mata menetes dari pelupuk mata maduku itu, saya tahu hatinya sangat pedih lihat suami yang nikah lagi tanpa ada pemberitahuan lebih dahulu, dan saat ini bapaknya meninggal dunia, sesaat dia tak dapat lihat jenazah nya. lengkap sudah kebahagiaan malam itu, saya sangat puas menyakiti maduku,.
Tetapi... Ketawadhu'an dan kesabaran itu selalu bersama maduku dinda, di antara istri-istri suamiku cuma maduku dinda ini yang sibuk
mengurus rumah tangga kami, seperti bersih-bersih rumah, nyuci pakaian, pokoknya sama persis dengan seorang pembantu, hanya saja dia tak pintar memasak seperti saya dan maduku dek lirna.
Suamiku kelihatannya juga tak seperduli dahulu sama dia, hmmmm betapa saya yaitu wanita yang mujur dapat mengambil simpati suamiku.
Mungkin saja bila saya sudah jadi dia, alangkah malang nasibku jadi istri ke-2 yang telah tak diperdulikan lagi sama suami, pastinya sangat kesepian, tak ada anak yang temani dalam kesendiriaan, tetapi sekali lagi dia yaitu matsna yang shalihah, dia tak mengukur kesepian itu sebab ketidak pedulian suami, kesendirian sebab tak ada momongan, dia cukup bahagia dapat jadi istri yang taat sama suami, membantu saya momong anak-anak ku dan ridha atas perlakuan suami, baginya sudah lebih dari cukup.
Namun yang ke-2 ini begitu lebih bikin saya sadar dari tiap-tiap akhlak kurang baik yang pernah saya torehkan dalam keluargaku tercinta, terutama pada dinda madu ku.
Seperti sebagai wanita normal, sering kadang terbersit dalam hati rasa ketidaksukaan serta ketidaknyamanan waktu sang suami terkasih memohon untuk ta'addud, namun betapa saya juga mendamba jadi istri yang sami'na wa atha'na pada Allah, Rasulullah serta suami.
Jadi apakah ini satu keterpaksaan sebab agama hingga saya mengizinkan suamiku menikah lagi dengan pilihan dia sendiri? saya tidak mengerti. Wanita yang mau dinikahi suami ku yakni seseorang gadis berumur 25 th., suamiku sendiri berumur 35 th. serta saya, umurku 34 tahun.
Awal-awal suamiku kenal dengan gadis ini yakni dari jejaring facebook, suamiku terasa cocok dengan gadis ini, karena tidak ingin berlarut-larut dalam gelimang dosa yang terbalut dengan sama-sama mengajak beramar ma'ruf jadi dengan santun nya suamiku memohon izin saya untuk menikah dengan gadis ini.
Tidak meskipun suamiku berbohong pada ku dikarenakan prinsip dia " tidak pantas seorang hamba berbohong sebab cuma bakal mendatangkan kesia-siaan. "
Berhari-hari saya belajar membenahi hati, menyiapkan perasaan dengan sebaik-baiknya untuk terima kemauan suami ku yang sungguh meremukkan hati.
Namun sekali lagi saya nyata-nyata suka pada suamiku mustahil saya membiarkan suamiku senantiasa larut dalam rasa bersalahnya lantaran telah bakal mengakhiri kekeliruan itu dengan jalan syar'i yakni menikah dengan gadis itu.
Lihatlah suamiku begitu bijiksana nya memiliki pemikiran seperti ini, itu bermakna suamiku yakni seorang lelaki yang bertanggungjawab atas semua perbuatan yang Ia kerjakan.
Serta pada akhirnya akupun mengizinkan suamiku menikah dengan gadis itu dengan penuh rasa sedih yang menghujam uluh hati,. apakah saya tak ikhlas? apakah saya tidak ridha dengan suami ku menikah lagi?
sia-sia ulas ini, toh saya tidak bisa membiarkan suamiku dalam kekalutan tekuni kemaksiatan.
Alhamdulillah,,, istri yang diambil suamiku nyata-nyatanya dia yakni seorang wanita yang berakhlak baik.
Langkah baju dia yang syar'i, langkah papar bicara dia yang sopan, sungguh serius tidak salah suamiku pilih matsna. saya umum memanggil dia dinda serta dia umum memenggil saya yunda.
Begitu kami berdua begitu akrab seperti kakak beradik, dia juga sungguh perhatian pada ke dua anak ku, tetapi astagfirullah syaitan apa dulu yang nyangkut dalah hatiku, tidak sedikitpun rasa sukai itu terbersit dalam hatiku, kebaikan nya tidak bisa menaklukkan rasa benci serta perih ku, hatiku berontak untuk mempunyai madu.
Dua th. pernikahan maduku serta suamiku belum juga dikaruniyai anak, sesaat akupun juga tidak ada harapan lagi untuk memiliki kandungan.
Jadi saya mencari langkah bagaimana saya bisa membalas sakit hatiku ini. selanjutnya inspirasi itu nampak juga. dalam satu majlis ta'lim dimana umum saya kajian dengan suami serta maduku, ada seseorang akhwat yang masihlah gadis namanya lirna.
Lirna ini begitu mengagumi akan sekali saksikan keakraban kita bertiga, umur dia masih tetap 20 th., dia termasuk juga dari keluarga yang kurang dapat, jadi saya menekan suamiku agar menginginkan menikah dengan lirna ini.
Saya berhujjah agar bisa menolong perekonomian keluarga dia. sesungguhnya suamiku malas untuk menikah lagi, dua telah cukup baginya, tetapi saya senantiasa memaksa suami ku untuk menikah dengan lirna ini. Dari dulu suamiku tidak pernah menampik apa-apa yang saya minta, serta waktu itupun waktu saya memohon suami ku untuk menikah dengan lirna, dia juga mengabulkan walau saya mesti menanti sebagian bln..
Begitu saya begitu meyakini apabila dinda maduku bakal juga rasakan sakit yang sama persis dengan yang saya alami semasa dulu waktu suamiku menikah dengan dia, berikut yang saya kehendaki yakni membalas sakitku.
Ideku jalan dengan lancar, suami sudah menginginkan mengabulkan hasrat ku, serta keluarga lirna juga sepakat. Saya memohon agar suami tidak memberitahukan terkait ini pada maduku, saya sendiri yang bakal memberitahunya, dengan beralasan agar saya serta maduku semakin akrab.
Waktu hari ijab qabul bakal jalan saya saksikan muka maduku yang penuh dengan sinyal ajukan pertanyaan besar, saya juga saksikan kebingungan yang menyelimuti dirinya, barangkali saja dia tidak berani ajukan pertanyaan sama orang lain tentang berita yang sudah mengedar dikampung kami, bila suami kami bakal menikah lagi.
Dengan perasaan gundah dia beranikan diri menanyakan pada ku, apakah benar suami kami bakal menikah lagi, serta saya jawab ya. remuk telah hati maduku ini, tidak ada terlebih dulu diberitahu, air mata itu telah menggenang dipelupuk matanya, barangkali saja dia terasa begitu terhina. serta ini yang ku dambakan, yaaa balas dendam ku telah tercukupi.
" Barakallahuu lakumaa wabarah 'alaikuma wajama'aa bainakumaa fii khair, abi, dek lirna mudah-mudahan jadi pernikahan yang sakinah mawaddah warahmah, Amin Ya Rabb, " kalimat ini yang nampak dari mulut maduku.
senyum dibibir nya memberi keindahan wajahnya, gemulai langkah dia jalan seperti tak ada rasa tidak suka, madu ku ridha dengan pernikahan suami.
semestinya saya banyak berteladan pada maduku, mengenai keikhlasan serta kesabaran. tetapi tidak, saat itu, saya betul-betul tak sukai dia, serta tak sukai ini senantiasa saya tutupi. Malam itu waktu acara resepsi pernikahan suamiku dengan dek lirnah usai dan banyak tamu undangan telah pulang.
Maduku dinda menghampiri saya, memberitahu kalau bapak nya wafat dunia, dengan lembut saya berkata.
" Dinda malam ini yaitu malam bahagia Abi dengan madu kita dek lirnah, tegakah kita bakal merusak malam yang indah ini untuk mereka, dinda sabar ya... tunggulah hingga tiga hari, nanti kita keduanya sama kasih tahu Abi, sabar ya,, mudah-mudahan Allah meridhai semua amal perbuatan semasa hidup ayah. amin ya Rabb. "
" hah betapa saya begitu bahagia, saat lihat air mata menetes dari pelupuk mata maduku itu, saya tahu hatinya sangat pedih lihat suami yang nikah lagi tanpa ada pemberitahuan lebih dahulu, dan saat ini bapaknya meninggal dunia, sesaat dia tak dapat lihat jenazah nya. lengkap sudah kebahagiaan malam itu, saya sangat puas menyakiti maduku,.
Tetapi... Ketawadhu'an dan kesabaran itu selalu bersama maduku dinda, di antara istri-istri suamiku cuma maduku dinda ini yang sibuk
mengurus rumah tangga kami, seperti bersih-bersih rumah, nyuci pakaian, pokoknya sama persis dengan seorang pembantu, hanya saja dia tak pintar memasak seperti saya dan maduku dek lirna.
Suamiku kelihatannya juga tak seperduli dahulu sama dia, hmmmm betapa saya yaitu wanita yang mujur dapat mengambil simpati suamiku.
Mungkin saja bila saya sudah jadi dia, alangkah malang nasibku jadi istri ke-2 yang telah tak diperdulikan lagi sama suami, pastinya sangat kesepian, tak ada anak yang temani dalam kesendiriaan, tetapi sekali lagi dia yaitu matsna yang shalihah, dia tak mengukur kesepian itu sebab ketidak pedulian suami, kesendirian sebab tak ada momongan, dia cukup bahagia dapat jadi istri yang taat sama suami, membantu saya momong anak-anak ku dan ridha atas perlakuan suami, baginya sudah lebih dari cukup.
Saya tahu persis rasa sedih itu menyemburat di balik wajah maduku dinda, terutama saat dek lirna madu kita mengabarkan ada janin dalam kandungan nya, sebulan lalu dalam rahimku juga ada janin juga, subhanallah saya hamil,,, alangkah bahagianya kami, saya dan madu ku dek lirna. Waktu itu kami berempat kumpul dalam rumah ku.
Abi ingin mengajak dua istrinya untuk mengunjungi tanah suci mekkah, jadi undian juga dilakukan, dengan melipat kertas yang didalam telah tercantum nama kita bertiga, saya, maduku dinda, dan maduku dek lirna.
Ketiga lipatan kertas itu kami masukkan dalam botol lalu kita kocok, dan mengeluarkan dua kertas dari dalam nya. kemudian kami buka lipatan ke-2 kertas itu, ada namaku dan nama maduku dinda.
" Saya ngidam, pingin ketanah suci. " ucap maduku dek lirna
" Bila begitu dek lirna saja yang pergi, agar saya yang di rumah ngurus anak-anak " jawab maduku dinda.
" dinda... kan yang keluar nama dinda?. " bantahku.
" yunda,, tidak apa-apa, kasian janin dek lirna. semoga janin yunda dan dek lirna kelak kelak jadi anak shalih atau shalihah yang taat pada ke-2 orang tuanya dan agamanya,, Aamiin Ya Rabb. "
Saya masihlah ingat senyum itu selalu mengembang di antara bibir maduku dinda, tulus nya kata-kata yang Ia ucapkan, menyejukkan jiwaku sampai rasa iba mulai menyergap relung hatiku.
Pada akhirnya Saya, Abi dan madu ku dek lirnah lah yang pergi ketanah suci.
Di tanah suci wajah maduku dinda seperti hantu yang selalu membuntutiku, selama ini saya jadi madu yang terjahat untuk dirinya, saya tak dapat jadi penopang yang membuat dia nyaman, selalu saja kusakiti hatinya, sungguh hatinya penuh dengan goresan-goresan luka yang menyayat, sekali lagi dia tak pernah membalas, dia hanya diam, diam dan diam.
Terlebih akhir-akhir ini suami juga tidak sering sekali memperhatikan maduku dinda.
Apakah dia protes dengan tingkah laku kami? tidak sahabat! maduku yaitu seseorang wanita yang shalihah yang selalu membawa kemaslahatan untuk keluarga kami.
Maduku dinda, kurus tubuh nya tak seperti saya serta maduku dek lirna, mungkin saja sangat banyak melakukan pekerjaan rumah sesaat dia rajin puasa sunnah.
Asal kalian tahu, nafkah yang di berikan suami itu separuh nya buat aku dan maduku dek lirna, maduku dinda selalu bilang duit nya lebih dari cukup sebab keperluan tidak banyak, tak ada anak, belum lagi dia dapat juga bayaran dari mengajar dimajlis ta'lim kami. saya dan maduku dek lirna bahagia terima duit nafkah itu.
Saat itu saat kami pulang dari tanah suci, saya dapat kabar bila ibu {maduku dinda} wafat.
Saya menyarankan supaya dinda maduku mengabarkan hal semacam ini pada suami {supaya kita dapat bareng-bareng ta'ziyah}, tetapi dinda maduku tidak ingin, dia katakan. " Setiap yang bernyawa pastinya akan mati. hari ini yaitu hari istimewa kalian bertiga, tentu kalian sangat bahagia, dan lagi pula kalian juga lelah, tidak mungkin saya mengabarkan hari duka keluargaku dihari bahagia ini, cukup do'a yang akan mengikuti perjalanan ibu ku ke alam keabadian. " saya nangis mendengar jawaban dinda maduku yang sungguh tegar itu.
Waktu itu saat maduku dek lirna melahirkan disusul lalu saya juga melahirkan, wahhh dinda maduku sangat sibuk sekali mondar-mandir ke sana -kemari, penuhi setiap keperluan kami, juga membersihkan apa-apa yang kotor di rumah kami, betapa capeknya saya membayangkan, belum lagi dia juga harus mengajar.
saat badan nya lelah, keseimbangan tubuh juga menurun, maduku dinda di bentak oleh suami, karena menjatuhkan gelas kenang-kenangan dari sahabatnya, kalimat kurang baik juga keluar dari mulut suami.
Dinda maduku langsung duduk bersimpuh dengan buliran-buliran air mata, lalu maduku mohon maaf lalu pergi mengajar ke majlis.
Malam itu udara begitu dingin, dan pada malam itu juga terakhir kalinya saya memandang muka maduku yang sendu.
Maduku dinda datang kerumah sambil membawa seplastik bungkusan lemmet, enak sekali.
Berwajah seperti bersinar, lain dari hari-hari umum, malam itu maduku dinda juga tampak cantik, walau tanpa make up.
Dengan kalimat yang selalu terdengar santun dia bertanya. " Yunda, apakah saya pernah membuat hati yunda sedih? , " tersentak kaget saya dengan pertanyaan dinda maduku itu, lalu dia selalu melanjutkan kata-katanya. "
Wanita yang tercipta sebagai pelengkap dan pelipur lara untuk seorang lelaki, tak tahu selama saya jadi istri Abi, apakah saya telah melayani dia dengan sebagus dari pelayanan yang terbaik, saya tak pernah tahu, lantaran Abi tak pernah menegurku akhir-akhir ini, yunda,, sampaikan maafku pada Abi bila kelak beliau pulang, dan saya juga mohon maaf pada yunda bila ada salah kata dan perilaku yg tidak sudi dihati yunda, sampaikan maafku pada dek lirna juga, saat ini saya pulang dahulu yunda terimakasih banyak atas semua, assalamu'alaikum..., "
Esok hari nya sampai matahari di ujung kepala, dinda maduku tidak kunjung kerumahku, biasa nya pagi-pagi sekali dia datang kerumah menolong saya melayani anak-anak dan bersih-bersih rumah.
Saya menyuruh suami untuk datang kerumah maduku dinda, serta saat suami sudah di sana, suami merasakan maduku dinda dalam sujud berbalut mukena sudah wafat dunia. Suami pingsan taksadarkan diri terutama sesudah temukan buku diari punya dinda, maduku....
Bismillah.....
Berikut saya dan kehidupanku, saya tahu dunia hanya singgahan sementara dan alam yang kekal abadi tengah menunggu, berikut saya serta kehidupanku, setiap taqdir yang tergores tak luput dari hikmah didalamnya,
Saya wanita lemah dengan segala kekurangan mengharap satu keberkahan yang dapat membuat rumah tangga kami dalam limpahan rahmat MU ya Rabb. mungkin saja saya masihlah belum pantas dikarunia seseorang anak, ini taqdir yang harus saya jalani, walaupun kadang-kadang hati menangis, merintih mendamba seorang anak yang dapat jadi kebanggaan orangtua,
Berikut saya dan kehidupanku, saya wanita lemah yang setiap yang ada didiri serta jiwaku yaitu atas kendali MU, lalu apakah saya salah bila Saya tak dapat menumbuhkan janin dalam rahimku?
Saya tak miliki kemampuan untuk lakukan itu, saya tak miliki apa-apa, saya bukanlah apa-apa dan aku perempuan yang papa, tanpa ada rahmat MU ya Rabb, tidak mungkin saya dapat bertahan hingga detik ini, betapa saya sangat bersukur setiap kebahgian yang datang dalam keluarga kami, ENGKAU obati rasa rindu memiliki anak dengan hadirnya bayi-bayi mungil dari rahim maduku.
Sungguh ENGKAU maha tahu,Engkau tidak memberi apa yang kami minta,namun ENGKAU memberi apa yang kami butuhkan, Rabb ampuni aku saudari-saudari ku terlebih suamiku yang aku cintai, dia tidak bermaksud begitu,dia tidak sengaja tidak memperdulikan aku, Engkau MAHA tahu ya Rabb.
Setelah ini aku berharap semoga suamiku labih baiklagi terhadap saudari-saudariku. pasti suamiku sangat bahagia memiliki madu-madu seperti mereka yang mampu memberikan apa yang dia minta, sekali lagi inilah taqdir MU ya Rabb, aku lebih bahagia disisi MU bertemu kekasi-kekasih MU,semoga suami ku Ridha dengan kepergian ku, Aamiin Ya Rabb.....
Dinda.....Masih banyak lagi tulisan-tulisan dalam diari maduku namun suami tak mampu lagi membaca tiap lembar-lembar isinya,suami ,aku dan maduku dek lirnah sangat merasa bersalah telah memperlakukan maduku dinda tidak adil, sungguh rasa bersalah itu mengiringi hari-hari kami,tapi kami ridha dan Semoga Allah subhanahu wata'ala,memberi kelapangan kepada kami semua,dan mengampuni dosa-dosa kami,semoga kami bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi ,, Aamiin....
Sumber: http://www.insyaallah.org/
Jangan lupa klik iklan yang ada di blog ini untuk perawatan admin.
0 Response to "Kisah Nyata Mengharukan: Seorang Istri Meninggal Dunia Setelah Di Madu Oleh Suami nya, Sebarkan....."
Post a Comment